Selasa, 15 Maret 2011

Allah menjawab doa kita...

Allah menjawab doa kita dengan tiga cara;
1. Ya, Allahmengabulkan dengan cepat dan segera
2. Tidak, karena Allah tahu ada yang lebih baik
3. Tunggu, karena waktunya tidak tepat
Kata-kata bijak tersebut memberikan sebuah pembelajaran bagiku, seorang yang saat ini masih terdiam dirumah, merasa tertekan karena belum bisa beraktivitas normal layaknya para pekerja atau pegawai kantoran..
Kata bijak pertama..Allah mengabulkan doa kita dengan cepat dan segera
Aku telah berhasil melalui beberapa tahap rekruitmen kerja kali ini, fronliner di sebuah bank terkemuka di Indonesia. Tahapan wawancara awal berhasil dengan masukan dari direktur bahwa aku harus bersedia di tempatkan dimana saja kelak, kemudian aku berangkat Ke Banjarmasin untuk tahap tes akademik dan psikotest. Tes ini pun aku lulus, aku berhasil bersama ke 47 peserta lainnya. Tes selanjutnya, wawancara User, aku melangkah percaya diri. Aku lolos lagi ke tahap terakhir, tes kesehatan. Aku tak sakit parah, dan tak menderita penyakit akut kurasa maka kuyakinkan diri bahwa aku akan 90% lolos. Nasib berkata lain, 10% kuasa Allah memaksaku untuk memahami takdir bahwa
Tidak, Karena Allah tahu ada yang lebih baik (kata bijak kedua)
Aku belajar memahami bahwa mungkin Allah tidak memberiku kesempatan untuk bekerja pada daerah abu2 (tahu khan, kalau Bank konvensional itu sistemnya masih pake riba), tidak bekerja yang nantinya mengharuskan aku kerja lembur dan pulang malam sehingga tidak memiliki “qualiti time” dengan keluarga, tidak bekerja untuk mengerjakan tugas kerja yang teliti, akurat, ( yang bukan spesialisasiku),..yap, Allah akan memberikan ku pekerjaan yang lebih baik nantinya..
Aku tersenyum masam, namun hati sakit teriris “lulusan terbaik, namun masih pengangguran”..sebuah paradoks, yang tentu saja ironis....
Yah, maka saat ini yang kujalani adalah kata bijak ketiga “Tunggu karena waktunya belum tepat” kita kadang sering lemah dan tergesa-gesa dalam meminta hasil doa.
Qu menunggu, menantikan suatu pekerjaan yang kemungkinan sesuai dengan kualitasku, Adakah?
Atau, mungkin aku harus mengalah, merendah, berdamai dengan rasa Idealismeku..mencoba memahami realita...belajar untuk setapak-demi setapak melangkah mencapai kesuksesan.sukses?
Aku merasa lembar kehidupan mimpiku mulai tertutup sehelai demi sehelai dan mungkin akan berdebu usang untuk selamanya...tapi mungkin tidak...harapan selalu akan ada,, momentum pasti muncul.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar